"Tenang aja, gw pasti jaga supaya ga pegang2 yang lain, cuma kecup bibir gpp lah ya"
"Pacaran tapi ga pegangan tangan mah namanya bukan pacaran"
"Ga mungkin ada lahh orang yang tahan ga kissing sama pacarnya, bohong kalo ada"
"Kamu sayang sama aku ga? kamu percaya ga kalo aku kuat? aku pasti akan jaga keperawanan kamu, cium dikit boleh ya sayang? buktikan dong kalo kamu sayang aku"
Pernah dengar pendapat2 di atas? Sebenarnya bagaimanakah standar Firman mengenai batasan2 sentuhan dalam berpacaran? Sejauh apakah toleransi yang dizinkan dalam hal pegang-memegang, raba-meraba serta remas-meremas dalam pacaran?
Dalam artikel ini saya tidak menuliskan pendapat berdasarkan doktrin atau ajaran denominasi tertentu, namun saya akan mencoba membahas beberapa firman dan bagaimana saya dan istri menjalaninya sebelum menikah.
1 Tes 4:3-9
4:3 Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,
4:4 supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan,
4:5 bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah,
4:6 dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu.
4:7 Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.
4:8 Karena itu siapa yang menolak ini bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu.
4:9 Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah.
Kehendak Allah ialah pengudusanmu dan menjauhi percabulan. Istilah kudus itu luas, tidak hanya berbicara mengenai hawa nafsu, namun juga termasuk menjaga hati untuk selalu hidup dalam buah-buah roh, kasih, sukacita, damai sejahtera, dll. dan bukan rasa amarah, egois, sombong. Namun pada firman ini, Paulus menekankan pada konteks percabulan. Jauhilah percabulan. Hiduplah dalam pengudusan dan penghormatan dan bukan hawa nafsu.
Ayat 5 dikatakan, hubungan dalam keinginan hawa nafsu, dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah. Dengan demikian, hubungan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengenal Allah, yaitu kita, berbeda. BUKAN hubungan dalam keinginan hawa nafsu.
Lalu apakah yang dimaksud kudus dan jauh dari percabulan dalam konteks pacaran? Kita setuju bahwa hubungan seks sebelum menikah adalah sesuatu yang tidak kudus, ya kan? Tapi masih ada area abu2 dalam berpacaran yang cukup diperdebatkan oleh beberapa kelompok.
"Ciuman itu kudus ga?"
"Pelukan apakah kudus?"
"Pegangan tangan kudus lah ya?"
Ayat 6, bagi kamu yang memperdaya, Tuhan akan membalas. Memperdaya? apa maksudnya nih? Begini, kalau kamu berani mengatakan bahwa dengan ciuman dan berpelukan itu berarti kamu kudus TANPA MOTIVASI untuk menikmati GELORA HAWA NAFSU-mu, maka saya acungi jempol buat kamu. Jika kamu tidak berani mengatakan hal tersebut tapi kamu melakukannya, kamu sedang MEMPERDAYA pasanganmu.
Tidak ada ayat yang mengatakan bahwa ciuman, pelukan dan pegangan tangan itu tidak kudus. Nah, bagaimana dengan standar Tuhan Yesus terkait hal ini?
Matius 5:27-28
5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Nahh, menurut saya, standar yang diberikan oleh Yesus sudah menjawab kegalauan dan perdebatan yang ada. Bahkan ketika hawa nafsu tersebut masih di dalam pikiran dan belum diaplikasikan menjadi sebuah perbuatan, itu sudah berzinah, alias DOSA. Saya akan menyebutnya DOSA PIKIRAN agar lebih mudah.
1 Tes 4:3 mengatakan bahwa kehendak Allah adalah hubungan yang KUDUS. Bukan hubungan dalam zinah. Yesus juga mengatakan bahwa pikiran dan hati yang tidak kudus adalah sebuah zinah. Karena itu ini adalah tantangan yang sangat besar untuk kita dapat menjalaninya.
Ketika kita berciuman, apakah pikiran kita tetap dalam kekudusan? Mungkinkah kamu berciuman sambil mengangkat tangan dan melakukan penyembahan? sampe bahasa roh kalo perlu.
Tidak. Kamu sedang jatuh dalam dosa pikiran. Kalau saya sih tidak mungkin, ga tahu kalo kamu.
Ketika kita berpelukan dengan lawan jenis, apakah pikiran kita tetap dalam kekudusan?
Kalo saya sih ga mungkin, ga tahu kalo kamu. Dengan demikian, saya pasti langsung jatuh dalam dosa pikiran jika saya memeluk pasangan saya sebelum menikah.
Ketika kita berpegangan tangan, apakah pikiran kita tetap dalam kekudusan?
Jujur nih ya, kalau saya sih ada kemungkinan tidak. Jika saya pegang tangan pasangan saya, pasti ada aliran listrik mengalir dan membuat saya semriwing serr.. serr.. gitu. Apalagi kalau hawa sedang dingin dan tangannya hangat, jadi pengen remas2 gitu. Terus pelan2 mulai nempel lengannya #eeeaaaa, rangkul supaya tambah semriwing, jantung tambah dag dig dug. Brrrr. Jatuhlah saya dalam dosa pikiran. Itu kalau saya. Ga tahu kalo kamu.
Kalau begitu, bagaimana cara kita memperlakukan pacar kita? sejauh apa toleransi yang boleh dilakukan, yang "lebih" dari teman biasa?
1 Tes 4:9 Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah.
"Pegangan tangan pas nyebrang boleh dong? Pas doa boleh dong?"
Kembali lagi ke atas, itu semua tergantung pada diri masing-masing. Bukan masalah boleh atau tidak boleh. Saya pribadi, saya dan istri dulu sepakat untuk sama sekali tidak melakukan sentuhan dalam bentuk apapun. Saya memperlakukan calon istri sebagai saudara seiman dalam Tuhan, kasih persaudaraan
Jika saya menyebrang jalan bersama teman lawan jenis lainnya dalam kasih persaudaraan, apakah saya memegang tangan teman saya itu? Jika tidak, kenapa saya harus memegang tangan pacar saya? Memangnya dia nenek2 yang jalan tertatih2 dan harus dipegangin? Waktu doa, apakah saya wajib memegang tangannya, apakah tanpa memegangnya kuasa doanya jadi berkurang? Saya tidak mau mencobai diri saya sendiri. Daripada doa yang seharusnya saya fokus pada Tuhan, malah jadi mikir kemana2. Hehe. Bagi kami, berpegangan hanya dilakukan untuk urusan hidup dan mati. Misalnya, menyelamatkan kekasih saya dari jatuh ke jurang, atau menggenggam tangannya kuat2 jika kami sedang menerjang badai naik helikopter dan menyelamatkan orang yang hanyut di tengah laut. Hehe, terinspirasi dari film Guardian. Pastinya itu belum pernah terjadi tuh waktu kami berpacaran ;)
Bagaimana cara kita menghindari dosa pikiran?
2 Tim 2:22 Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.
Jauhi nafsu orang muda. Kami, saya dan istri, dulu menjaga nafsu kami dengan berbagai macam batasan. Semua dosa hubungan seks pranikah, selalu dimulai secara bertahap. Sangat mustahil terjadi, ketika kamu bangun tidur, tiba2 kamu memutuskan hari ini akan melakukan seks pranikah dengan pacarmu, padahal sebelumnya tidak pernah terjadi apa2. Semua berjalan bertahap seperti anak tangga. Setelah kamu berpegangan tangan, kamu ingin merangkulnya. Ketika kamu merangkulnya, kamu ingin memeluknya, dan ketika kamu memeluknya kamu ingin menciumnya, dan ketika kamu menciumnya kamu ingin melakukan sesuatu yang lebih lagi. Saya tidak berbicara mengenai kamu pasti jatuh, namun godaan untuk jatuh akan semakin besar. Karena itu, cara kami untuk membatasinya ialah, kami tidak berpegangan tangan bahkan tidak bersentuhan sama sekali. Dengan demikian, semakin berkurang hasrat untuk merangkulnya, memeluknya, apalagi menciumnya. Boro2 merencanakan hubungan seks, menyentuh aja belum pernah.
"Malu ah, apa kata orang nanti? Pacaran kok alim banget. Munafik"
Eh, apa peduli kata orang? Emang yang jalanin pernikahan kalian nanti siapa? kamu dan istri kan? Saya percaya hadirat Tuhan dalam pernikahan kamu lebih penting dari apa kata orang. Justru jika kamu menjalani masa pacaran kamu sama dengan orang dunia, itu hal yang biasa. Tidak ada yang berniat meneladaninya. Tapi, kalau kamu dan pasanganmu bisa membuktikan bahwa hubungan pranikah dalam kekudusan itu mungkin, orang akan angkat jempol dan kamu akan menjadi teladan untuk generasi muda. Tuhan yang akan dipermuliakan karena kamu tidak mungkin bisa melakukannya tanpa kasih karunia dari Tuhan Yesus. Percaya bahwa ada buah yang akan dituai dalam kehidupan pernikahan kamu nanti dari benih kekudusan yang kamu tabur sejak masa pranikah. Kita tidak perlu berjuang untuk ditinggikan oleh manusia dan takut direndahkan oleh manusia. Justru kita harusnya berjuang untuk memuliakan nama Tuhan dari pernikahan kita.
Prinsip tabur tuai artinya semua yang ditabur pasti akan dituai. Dan hasil tuaian akan berlipat ganda daripada yang ditabur. Nabur 1 biji semangka, tuainya puluhan buah semangka kan? Begitupun nabur biji jeruk dan lainnya. Menabur dosa, pasti akan menuai buahnya. Kamu menabur kebohongan, akan menuai ketidakpercayaan. Kamu menabur perselingkuhan, akan menuai kecemburuan. Begitulah hukumnya.
"Hubungan gw uda ga kudus bro, gw mau pernikahan gw diberkati, gimana caranya?"
Bertobat dan mulai membangun hubungan pranikah dalam kekudusan. Tidak ada kata terlambat bagi Tuhan. Bahkan pernikahan yang hancur pun bisa dipulihkan. Semua yang sudah ditabur pasti akan dituai. Karena itu taburlah benih yang baik mulai dari sekarang. Bertanggung jawab dan jalanilah tuaian yang ada sekarang akibat dosa yang telah ditabur dan mulailah menabur yang baik. Tuhan pasti bisa memulihkan pernikahan kamu. Kamu dan pasangan harus mencari pemimpin/mentor yang sesuai dengan bidang pernikahan ini dan bukalah diri untuk dikonseling. Taat dengan nilai yang dibagikan dan saya percaya karya Tuhan akan tetap indah dalam pernikahanmu.
Stand Alone
Stand alone. Siapkah kamu untuk berdiri sendiri? menjaga prinsip demi kekudusan yang akan kamu persembahkan pada Tuhan di pernikahan nanti. Meskipun, pacarmu memutuskan kamu? Meskipun dunia menganggap kamu aneh? Meskipun pacarmu membencimu dan terus mengintimidasimu? Meskipun kamu dijauhi oleh teman2mu karena dianggap sok.
Jika kamu tahu prinsip yang kamu pegang adalah sebuah kebenaran, tetaplah berdiri memegangnya. Kamu tidak sendiri, sebab kamu bersama Tuhan yang perkasa, yang akan membelamu. Kamu bisa saja dicibir dan dijauhi oleh manusia, tapi Tuhan menghargai keputusanmu untuk memuliakan Dia dan Dia tidak akan pernah meninggalkan kamu.
Ketika Tuhan Yesus menyelamatkan umat manusia, Ia memilih cara yang ekstrim untuk menunjukkan kasihNya. Ia bersedia dibunuh dengan kejam dan disalib dengan proses yang sangat menyakitkan. Bisakah Ia mengambil pilihan untuk menghindari semua itu? Kenapa harus ada penyaliban? langsung terbang aja ke Surga. Hempaskan orang2 yang mau membunuhNya dari langit. Tulis nilai2 kebenaran Firman Allah di langit, dan semua pasti langsung menyembah Dia. Tapi Dia tidak melakukannya kan?
Come on guys, menurutmu ga kissing, pelukan, rangkulan, pegangan tangan itu sesuatu yang ekstrim? seekstrim yang Tuhan Yesus lakukan kah? Ya, mungkin ekstrim buat dunia. Tapi kamu cuma perlu menahan nafsumu, cuma perlu menjalani batasan2 ini hingga saat kamu menikah nanti. Setelah itu terserah deh, kamu mau pegangan atau rangkulan sama istrimu silakan. Justru itu harus! kamu cuma perlu menahannya untuk 2 tahun paling, makanya jangan pacaran lama2. Hehe. Ga mustahil kok. Banyak pasangan Kristiani yang bisa melakukannya dan kami adalah salah satu bukti nyatanya bahwa pranikah dalam kekudusan itu BISA dalam KASIH KARUNIA KRISTUS.
Salam dari saya dan istri :) (ra)
No comments:
Post a Comment