Apakah perjuangan sudah selesai bro? Oo.. sayang sekali, perjuangan sebenarnya BARU DIMULAI bro. Dan kali ini perjuangan SELAMANYA.
Jangan gentar dulu bro, karena perjuangan kita membangun keluarga Ilahi merupakan perintah dari Bapa di Surga, oleh karena itu selama kita berserah kepada Bapa dan setia pada jalan-Nya, pasti Tuhan akan bukakan jalan.
Lantas, apa aja sih peran yang harus kita lakukan sebagai suami dan ayah? Kaum pria memiliki peran sebagai IMAM, NABI dan RAJA dalam keluarga. Yuk, kita bahas satu-persatu.
1 Pet 2:9-10"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. Kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan."1) Pria harus berperan sebagai NABI dalam keluarga.
Tugas nabi adalah menyampaikan suara Tuhan. Hanya Tuhan yang bisa membimbing keluargamu hari demi hari melalui hikmat yang diberikan kepadamu. Nabi lah yang menetapkan firman Tuhan sebagai standar hidup dalam keluarga. Karena itu, kamu harus bisa mengenali suara Tuhan. Bagaimana caranya untuk mendengar suara Tuhan? Tentunya hubunganmu harus dekat dengan Tuhan. Masihkah kamu membangun hubungan secara pribadi dengan Tuhan? Menyembah dan memuliakan namaNya setiap saat dalam hatimu, membaca, merenungkan dan melakukan firman-Nya setiap hari. Hanya dengan cara tersebut hubunganmu bisa intim dengan Tuhan dan bisa mengetahui apa yang Tuhan inginkan.
Ketika hubunganmu dekat dengan Tuhan, maka kamu akan menyadarinya ketika kamu mendengar suaraNya. Sebagai contoh, ketika sedang di kamar, kamu mendengar langkah kaki yang berjalan di luar. Dengan sendirinya kamu tahu bahwa itu adalah langkah kaki ayahmu. Kenapa kamu bisa tahu? karena hubunganmu dekat dengannya. Kamu sering berinteraksi dengannya dan kamu mengenal kebiasaan2nya. Demikian pula dengan suara Tuhan, semakin intim hubunganmu denganNya, semakin mudah kamu mendengar suaraNya.
2) Pria harus berperan sebagai IMAM dalam keluarga.
Tugas imam ialah sebagai mediator antara Allah dan keluarga. Imam juga berperan sebagai gembala.
Kamu tidak bisa membawa Allah kepada keluargamu sebelum kamu membawa keluargamu kepada Allah.
Siapakah yang bertanggung jawab mendoakan seluruh anggota keluarga satu per satu setiap hari? Istri? bukan! Itu adalah tugas kepala keluarga. Pada umumnya orang mengira berdoa adalah tugas wanita. Makanya kita sering melihat tim doa di gereja dipenuhi oleh wanita. Ketahuilah bahwa itu adalah tipu daya Iblis yang membuat pria tidak mengambil tanggung jawab untuk berdoa. Kenapa? Karena ketika pria sebagai seorang pemimpin berdoa penuh dengan kuasa Roh, Iblis gemetar! Ketika seorang pemimpin mengambil tanggung jawab untuk maju berperang, musuh ciut. Berdoa adalah tanggung jawab kepala keluarga sebagai Imam.
Siapakah yang bertanggung jawab untuk mengajar dan membina setiap anggota keluarga untuk hidup sesuai dengan firman Tuhan? istri? Jika itu tugas istri, lalu apakah tugas suami? mencari uang? Kejarlah dahulu Kerajaan Allah maka semua akan ditambahkan kepadamu. Bangunlah Kerajaan Allah dalam keluargamu. Bangunlah mezbah keluarga, muliakan Tuhan setiap hari, lakukan saat teduh bersama dan berdoalah agar Tuhan membentuk hati setiap anggota keluarga sesuai dengan visiNya. Itu bukan tugas istri. Tugas suami lah untuk menggerakkan mezbah keluarga ini. Kejarlah hikmat melalui firman-firman Tuhan. Tuhan percayakan kamu untuk menikah dan memiliki keluarga kecil, pertanggungjawabkanlah kepercayaan yang sudah diberikan itu.
Siapakah yang bertanggung jawab untuk mengenal setiap anggota keluarga dan mengetahui pergumulan yang dialami oleh mereka? istri? bukan. Jika istri atau anakmu suatu saat tidak terbuka dan menjauh dari Tuhan? itu adalah tanggung jawabmu juga sebagai kepala keluarga. Sebagai kepala keluarga juga harus memonitor dan mengetahui pergumulan apa yang dialami oleh keluarganya. Paling tidak, keberadaanmu selalu ada sebagai tempat mereka untuk terbuka. Itu adalah peran imam sebagai gembala. Jika mereka tidak berani terbuka kepadamu, pastinya ada yang salah dengan dirimu.
3) Pria harus berperan sebagai RAJA dalam keluarga.
Raja adalah orang yang memimpin, melindungi dan menuntun orang yang dipimpinnya.
Salah satu tugasmu sebagai raja ialah mengambil keputusan. Butuh keberanian untuk mengambil keputusan terkait hal2 yang penting. Dan itu adalah tugas suami, bukan istri. Keputusan tetap berdasarkan kesepakatan dengan istri, tapi suami lah yang memutuskan. Memutuskan pengelolaan keuangan, memutuskan tempat tinggal, memutuskan anak akan sekolah di mana, dst. Pria yang tidak berani mengambil keputusan akan membuat istri terpaksa mengambil keputusan untuk keluarga dan fungsi kepala keluarga tidak berjalan dengan sehat di keluarga tersebut.
Raja juga bertugas memimpin dan melindungi. Pemimpin berada di garis depan peperangan. Apa yang dilakukan pria masa kini pada umumnya? kerja dan tidur? Pemimpin tidak seperti itu. Bukan tugas istri untuk menemui orang2 yang malas kamu temui. Bukan tugas istri untuk memanggil tukang listrik, memperbaiki genteng bocor, membetulkan pompa air. Bukan tugas istri untuk menjaga keluargamu dari ancaman. Itu semua adalah TANGGUNG JAWAB-mu sebagai kepala keluarga.
Yesus mengajarkan bahwa PEMIMPIN adalah PELAYAN. Pemimpin dalam keluarga bukanlah orang yang selalu minta dilayani. Menuntut istri untuk tidak pernah mengeluh, menuntut istri untuk melakukan tanggung jawabmu, menuntut istri untuk menjaga rumah terus bersih, menuntut istri untuk selalu patuh tanpa mempedulikan kebutuhan dan keinginannya. Ingat, istri adalah pewaris tahta karuniamu. Istri bukanlah pembantu rumah tangga yang dibayar untuk melakukan pekerjaan2nya.
Ketika berpacaran kamu dengan sukacita melayani dia, memberikan semua kebutuhannya dan banyak mengorbankan tenaga dan waktu untuk menyenangkannya. Kenapa itu harus berubah? Layanilah kekasihmu, ketika kamu pulang kerja, berikan senyuman hangat, berikan perhatian pada istrimu TERLEBIH DAHULU baru kemudian anakmu. Dengarkan ceritanya dengan sabar, fokus dan tatap matanya ketika dia sedang bercerita. Letakkan handphone atau gadgetmu yang lain ketika kamu berinteraksi dengannya. Berikan pijitan pada kaki dan tangannya sambil ngobrol. Izinkan dia bangun agak siang jika ia lelah, bantu istrimu melakukan pekerjaan rumahnya. Cuci piring, sapu dan pel lantai, cuci baju, kenapa kamu malu melakukannya? Berikanlah pelayanan terbaik untuknya.
Mungkin beberapa dari kamu berpikir,
"Istri gw tidak melakukan perannya dengan baik, kenapa harus gw yang jadi pelayannya? Keenakan dia dong, dilayani. Kemana harga diri gw? tunduk sama perempuan mulut berbisa."
Wah, seru nih kelihatannya setiap hari. Hehe. Harga diri? diri kita sudah dibayar lunas oleh Yesus di kayu salib, kita tidak perlu lagi meninggi2kan diri kita di depan istri. Tuhan yang mengatur itu semua. Ingat, kita tidak bisa mengubah karakter seseorang. Bukan kita yang bisa membuat seseorang bertobat. Cuma Tuhan yang punya peran itu untuk menggerakkan hatinya. Lakukan peranmu dan berdoalah Tuhan yang menyentuh hatinya. Saya percaya peran suami dan istri seperti pedal roda. Ketika salah satu sisi dikayuh terlebih dahulu, maka sisi satunya secara otomatis akan berputar juga. Kalau berputarnya agak lama, ya mungkin macet, perlu diberi pelumas, hehe. Tapi pasti berputar. Dan perputarannya seperti bola salju, pada awalnya kecil, sedikit demi sedikit akan semakin besar.
Bagaimana? sudah siap menjadi suami? harus siap dong. Hehe. Jangan takut gagal, lakukan bagianmu sedikit demi sedikit dan Tuhan yang akan bimbing kamu untuk menjadi kepala keluarga yang baik. (ra)
No comments:
Post a Comment