Keputusan kamu untuk menikahi siapa adalah keputusan terbesar kedua setelah menerima Tuhan Yesus. Karena itu harus dipertimbangkan matang2 dan tidak terburu2.
Ada beberapa faktor yang bisa membantu kamu untuk memfilter apakah benar gebetanmu ini adalah orang yg cocok menjadi pasangan hidupmu dalam Kristus. Memang, tidak ada manusia yang sempurna, tapi pastikan calon pasanganmu memenuhi kriteria esensi yang sesuai dengan Firman Tuhan.
Apakah ia sudah lahir baru?
Sudahkah ia menerima Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat dalam hidupnya? Tanda seseorang yang lahir baru ialah buah2 roh yg muncul dalam hidupnya. Terjadi perubahan2 pada karakternya dari dia belum menerima Yesus hingga dia sudah menerima Yesus dalam hidupnya.
Apakah keberadaan dia semakin mendekatkanmu pada Tuhan?
Daniel 1:8 - Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu supaya ia tak usah menajiskan dirinya.Coba cek hubunganmu dengan Tuhan sekarang. Setelah beberapa lama kamu menjalin hubungan dengan si doi, hubunganmu dengan Tuhan semakin dekat atau semakin jauh? Tentunya kamu tahu dong Tuhan lebih senang yang mana? Kalau hubunganmu dengan Tuhan justru semakin jauh setelah kamu bersama si dia, tentunya itu bukan harapan Tuhan. "Ni anak, dikasih pacar malah jadi jauh dari Gue", mungkin begitu pikir Tuhan. Hehe. Pastinya kalau hubunganmu dengan pasanganmu berkenan buat Tuhan, pasti segala sesuatunya akan dilancarkan.
Sudahkah kalian membicarakan masa depan masing2? Tuhan pasti sudah memberikan visi masa depan untuk setiap kita pribadi. Nah, coba saling ceritakan dan cek apakah visimu dan visinya saling mendukung? Lebih baik didiskusikan sekarang daripada konflik di belakang. Bukan berarti jika visimu saat ini berbeda dengannya maka dia bukan pasanganmu. Yang terpenting ialah kalian harus mensinergikan visi kalian terlebih dahulu. Bisa salah satu mengalah, namun harus tetap dari hati. Visi yang tadinya berbeda harus dijadikan 1 yaitu visi pernikahan kalian.
Apakah kamu menerima dia untuk menjadi ayah/ibu dari keturunanmu?
Amsal 29:15 - Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.Hidup dalam pernikahan bukan hanya hidup berdua terus seperti masa pacaran. Suatu saat jika Tuhan mengizinkan, akan ada anak2 dari pernikahan kamu. Nah coba bayangkan dulu karakter pasanganmu saat ini apakah sudah cukup dewasa untuk menjadi seorang ayah/ibu? Karakter ayah yang bertanggung jawab dan karakter ibu yang menjadi penolong. Jika saat ini karakter tersebut belum terlihat, mulailah diskusikan dan pelajari bersama nilai2 kebenaran dalam pengasuhan anak.
Apakah kamu memberhalakan dirinya daripada hubunganmu dengan Tuhan?
Berhala adalah segala sesuatu yang lebih diutamakan daripada Tuhan. Ketika kamu menyukai seseorang, bagaimana posisi dia dibandingkan dengan Tuhan? Mana yang lebih kamu utamakan? Bagaimana kalau Tuhan tidak memberikan dia sebagai jodohmu? Apakah kamu akan sangat kecewa? bersedih, galau, gundah gulana, gak mau makan, gak mau ngomong, mengurung diri di kamar dan terus hidup dalam kedukaan? Kalau memang seperti itu, coba tanya dirimu sendiri, lebih penting hidup bersama gebetanmu itu atau hidup bersama Tuhan? Ingat, Tuhan membenci perhambaan berhala dan jika kamu lebih mengutamakan dia daripada mempercayakan masa depanmu sama Tuhan, itu sama saja dengan memberhalakan keinginan untuk bersama dengannya. Jika demikian, berarti hubunganmu dengannya tidak berkenan di mata Tuhan.
Apakah kamu semakin dimaksimalkan olehnya?
Amsal 27:17 - Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.Cek dirimu sendiri, selama kamu menjalin hubungan dengannya, apakah hidupmu semakin maksimal? Apakah hubunganmu dengan keluarga semakin bertumbuh? Apakah karirmu semakin meningkat? Apakah pelayananmu terhadap Tuhan semakin bertumbuh? Pada prinsipnya, apakah karaktermu semakin bertumbuh? Hubungan yang berkenan pastinya akan semakin memaksimalkan potensi dan karaktermu. Apabila karaktermu bertumbuh, kehidupan sosialmu akan semakin baik dan karirmu akan semakin bagus. Ingat, pernikahan itu bukan saling melengkapi, tapi saling memaksimalkan. Pernikahan itu bukanlah persatuan dua pribadi yang masih "kurang", setelah menikah maka menjadi lengkap.
Apakah ia sudah menjadi pribadi yang utuh?
Apa yang dimaksud pribadi yang utuh? Pribadi yang utuh artinya pribadi yang menjadikan Tuhan sebagai sumber dan dasar prinsip2 kehidupannya. Pribadi yang menerima dirinya sendiri apa adanya. Pribadi yang belum utuh akan meminta perhatian yang lebih, meminta keinginannya selalu dipenuhi, mudah kecewa, mudah terluka, dst. Dalam berhubungan biasanya pribadi yang belum utuh akan haus perhatian, selalu konflik karena ego nya yang tinggi, mudah menuntut dan menghakimi pasangannya.
Khusus wanita ada beberapa faktor tambahan yang lebih banyak, hal ini dikarenakan pria adalah pemimpin dalam keluarga kamu kelak, sehingga tanggung jawabnya pun lebih besar.
Apakah ia sudah merencanakan untuk menikah denganmu? Kapan?
Jika ia serius menjalin hubungan untuk menikah denganmu, ia harus sudah memikirkan tentang pernikahan. Minimal, kapan nya itu harus ada. Emangnya kamu mau pacaran terus2an tapi ga nikah2? Jika dia sudah menyebutkan kapan nya tapi masih lama sekali, apakah alasannya masuk akal? atau jangan2 cuma asal ngomong.
Apakah ia memiliki rencana jelas untuk masa depan bersamamu?
Tidak hanya berpikir kapan mau menikah, ia juga perlu memikirkan habis menikah mau ngapain. Bagaimana dengan tempat tinggalnya? pekerjaannya? prinsip2 dalam keluarga yang dia inginkan? Ingat, kamu sebagai istri suatu saat harus tunduk sepenuhnya pada keputusan2 dia akan masa depan keluargamu. Nah, cek dulu tuh keputusan2 dia apakah sesuai dengan harapanmu atau tidak.
Apakah ia orang yang bertanggungjawab?
Lukas 16:10 - Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.Tugas penting dari seorang pria adalah mengambil tanggung jawab. Pastikan pria pilihanmu adalah orang yang bertanggung jawab untuk kehidupan keluargamu kelak. Minimal dia memiliki tanggung jawab untuk mencari nafkah. Tidak perlu muluk harus mencari pria yang sudah berpenghasilan besar. Bekerja sebagai apapun kecuali mencuri, itu sudah menunjukkan tanggung jawabnya untuk mencari penghasilan. Masalah berapa penghasilannya, itu adalah bagianmu untuk siap atau tidak menjalani hidup bersamanya. Kalau kamu memang menerima dia apa adanya, ya kamu harus jalani hidup bersamanya dalam kondisi keuangan sesuai kemampuannya.
Selain itu juga tanggung jawab dia terhadap perannya di dalam keluarga. Bagaimana cara dia memperlakukan orang tua dan adik2nya? Apakah ia melayani keluarganya? Ingat, suatu saat kamu akan menjadi keluarganya, orang terdekatnya pula. Seperti itulah nanti cara dia memperlakukan kamu.
Apakah ia berkomitmen untuk menjaga kehormatanmu?
1 Tes 4:3 - Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan.Seorang pria yang mengasihimu dengan tulus pasti akan menjaga kehormatanmu. Pria yang melampiaskan hawa nafsunya kepadamu bukanlah pria yang tulus mengasihimu. Mereka adalah pria yang mendampingimu karena ada 'mau'nya. Merampas sesuatu yang paling berharga bagi seorang wanita demi kepuasannya sendiri adalah tindakan yang sangat egois dan tentunya bukan untuk kebaikanmu. Jika ada yang memintamu untuk melakukan hubungan seks sebagai bukti bahwa kalian saling mengasihi, itu adalah sebuah KEBOHONGAN BESAR yang berasal dari bisikan Iblis.
Pastinya, yang tahu masa depan kita hanyalah Tuhan. Karena itu tidak ada satupun manusia yang akan mengetahui pasangan hidupnya kalau bukan Tuhan sendiri yang menyatakannya lewat kriteria2 tersebut di atas, lewat orang lain dan lewat damai sejahtera dalam hatimu.
Bagaimana kalau kamu merasa Tuhan yang mengatakannya kepadamu siapa pasangan hidupmu secara langsung? Saya pernah memiliki teman yang mendengar suara Tuhan secara langsung dan mengatakan bahwa si A adalah jodohnya. Well, ok, kita tidak boleh menghakimi apakah itu memang suara Tuhan atau bukan. Tapi dalam kebanyakan urusan percintaan, beda beda tipis yang namanya suara Tuhan dan suara hati lho. Apalagi masalah percintaan ini menyangkut perasaan. Sangat mudah suara hati kita berbicara dengan kuat dan kita merasa mendengar suara Tuhan. Coba kamu cek hubunganmu dengan Tuhan selama ini. Apakah kamu benar2 sangat intim dengan Tuhan sehingga memang sering mendengar suara Tuhan dengan jelas dalam berbagai area? Ada beberapa orang yang memang memiliki karunia khusus untuk mendengar suara Tuhan secara audible sehingga ia dapat memberikan nubuatan-nubuatan untuk orang2 yang dia doakan. Tapi, kalau kamu merasa selama ini kamu tidak mendengar suara Tuhan selain masalah percintaan, nah itu perlu jadi pertanyaan tuh. Masak Tuhan tiba2 bicara ke kamu khusus masalah LSD doang? Halooo... suara Tuhan atau jeritan hati tuh? wekekeke...
Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, tidak ada manusia yang sempurna. Akan tetapi coba selidiki sebanyak2nya apakah kriteria2 tersebut ada dalam diri pasanganmu sebelum kamu menikah, terutama yang esensi. Jika belum semuanya terlihat, cobalah diskusikan lebih dalam pandangan2nya mengenai prinsip2 tersebut. Salah satu poin yang penting sebagai kriteria pasanganmu dalam Tuhan ialah, apakah ia pribadi yang mau diajar? taat dan tunduk pada perintah Kristus. Jika ya, maka masih ada kesempatan untuk bertumbuh. Jika tidak? dan kamu tetap mau menikahinya? bersiaplah untuk menjalani konsekuensinya dalam kehidupan keluarga kamu nanti. Pastinya kasih karunia Tuhan akan selalu menyertai keluarga yang menjadi firman sebagai dasar2 kehidupan keluarganya. (ra)
No comments:
Post a Comment